Mie?.
Siapa yang tidak kenal mie. Mie ya mie. Sejak dulu hingga sekarang mie menjadi
makanan favorit banyak orang, terlebih-lebih di kalangan anak muda, terutama
para siswa. Di sejumlah kantin/warung sekolah, hampir-hampir tak satupun yang tidak
menyajikan mie pada suguhan dagangannya. Mereka beralasan, selain praktis
penyajiannya, mie juga merupakan barang dagangan paling laku dijual.
Mie
yang dijual di pasaran,kemasannya ada yang terbuat dari plastik,stereofoam, ada
pula yang terbuat dari kertas bungkus nasi atau koran.
Dilihat dari sejarahnya,
mie instan pertama kali diciptakan oleh Momofuku Ando pada tahun 1958, yang kemudian
mendirikan perusahaan Nissin dan memproduksi produk mie instan pertama di dunia
Chicken Ramen. Pada tahun 1971 Nissin
memperkenalkan mie dalam gelas bermerk Cup
Noodle. Saat ini Indonesia menjadi produsen mie instan terbesar di dunia.
Pada tahun 2005, Tiongkok menempati tempat teratas dengan 44,3 milyar bungkus, disusul dengan Indonesia dengan 12,4 miliar bungkus
dan Jepang dengan 5,4 miliar bungkus.namun Korea Selatan mengkonsumsi mie
instan terbanyak per kapita, dengan rata-rata 69 bungkus pertahun, diikuti oleh
Indonesia dengan 55 bungkus per tahun, dan Jepang dengan 42 bungkus per tahun.
Dari sejumlah pengkonsumsi
mie, sebagian besar mereka masih kurang menyadari bahwa sesungguhnya
mengkonsumsi mie tersebut mempunyai efek yang kurang baik bagi kesehatan,
bahkan jika dikonsumsi secara berlebihan dan ketergantungan, atau tidak sesuai
dengan prosedur dapat mengakibatkan berbagai dampak negatif bagi kesehatan.
Ada banyak bahaya yang
dapat mengancam kesehatanakibat dari mengkonsumsi mie:
· Pertama.
Pembuatan mie pada umumnya dicampur dengan bahan kimia untuk mempertahankan
keawetan mie tersebut di dalam plastik. Terlepas berapa kadar bahan kimia yang
masuk, yang jelas hal ini sangat berbahaya bagi kesehatan.
· Kedua,
di dalam mie instan biasanya dilengkapi dengan bumbu instan berbagai macam rasa
dan selera. Masyarakat tinggal memilih rasa yang diinginkan. Akan tetapi tanpa
kita sadari di dalam bumbu mie tersebut terdapat kandungan MSG yang berfungsi
untuk menambah sedap rasa makanan. Namun tanpa kita sadari lagi kandungan MSG
tersebut sangat berbahaya bagi kesehatan. Cepat atau lambat zat tersebut akan
bereaksi di dalam tubuh.
· Ketiga,
ada kebiasaan buruk sebagian besar masyarakat Indonesia yaitu mengkonsumsi mie
tanpa dimasak. Selain itu, mie tidak dimasak di atas kompor melainkan mie yang
ada di dalam plastik langsung diberi air panas agar mie terasa lembut.Ini biasa
dilakukan karena kepraktisannya.
Dilihat secara ilmiah
plastik mudah didapat dan sangat fleksibel penggunaannya. Jenis plastik sendiri
beranekaragam, ada Polyethylene, Polypropylen, Poly Vinyl Chlorida (PVC), dan
Vinylidene Chloride Resin. Secara umum plastik tersusun dari polimer yaitu
rantai panjang dan satuan-satuan yang lebih kecil yang disebut monomer. Polimer
ini dapat masuk dalam tubuh manusia karena bersifat tidak larut, sehingga bila
terjadi akumulasi dalam tubuh akan menyebabkan kanker. Bila makanan dibungkus
dengan plastik, monomer-monomer ini dapat berpindah ke dalam makanan, dan
selanjutnya berpindah ketubuh orang yang mengkonsumsinya. Bahan-bahan kimia
yang telah masuk ke dalam tubuh ini tidak akan larut dalam air sehingga tidak
dapat dibuang keluar, baik melalui urin maupun feses (kotoran).
Penumpukan bahan-bahan kimia
berbahaya dari plastik di dalam tubuh dapat memicu munculnya kanker.
Sebuah penelitian di Jepang mengindikasikan, polysterene dapat
menjadi penyebab kanker dan berpengaruh pada sistem saraf pusat. Sedangkan Poly
Vinyl Chlorida dan Vinylidene Chloride Resin merupakan dioksin, yaitu senyawa
kimia yang digolongkan sebagai penyebab utama kanker karena
sifatnya yang sangat beracun.Masing-masing jenis plastik mempunyai
tingkat bahaya yang berbeda tergantung dari material plastik
dan bahan kimia penyusunnya. Perpindahan monomer-monomer plastik ke
dalam makanan dipicu oleh beberapa hal, yaitu panas, asam dan lemak.Semakin
tinggi suhu makananyang dimasukkan ke dalam plastik, semakin cepat
terjadi reaksi pemutusan monomer-monomer yang berbahaya bagi tubuh. Jadi,
plastik jangan digunakan terlalu lama, terlebih lagi pada suhu yang tinggi.
Solusi
terhadap permasalahan di atas antara lain : Pertama,
jangan terlalu sering memakan mie instan. Kedua, jika anda sangat ingin makan
mie, maka masaklah mie sesuai dengan prosedur yang ada di bungkus mie. Jangan menguhup (memasak mie di dalam kemasan
plastiknya). Ketiga, jika anda mengkonsumsi mie, hendaknya dilengkapi dengan
sayur dan lauk pauk lainnya(Anekdot : karena bungkus mie berbahaya bagi
kesehatan, maka jangan makan bungkusnya, hahaha).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar